Halo semua, apa kabar?
Duh udah lama banget blog ini tidak terurus dan tidak ada posting baru. Maklum, tidak ada waktu dan tidak sempet nulis *alasan klasik, hehe.. 😀
Baiklah, postingan kali ini akan membahas tentang apa itu DNS, sejarah singkat, dan bagaimana cara kerjanya. Sebenarnya, mau membahas tentang public DNS baru yaitu Yandex.DNS, selain public DNS populer yang sudah dulu ada, yakni OpenDNS dan Google Public DNS.
Apa itu DNS?
DNS merupakan kependekan dari Domain Name System atau bahasa Indonesia-nya Sistem Penamaan Domain. DNS adalah sebuah sistem -iyalah, namanya aja Domain Name System- yang menyimpan informasi tentang nama host (hostname) maupun nama domain (domain name) perangkat komputer dalam bentuk basis data terdistribusi (distributed database) di dalam jaringan komputer.
Bisa diibaratkan sebagai buku telepon-nya jaringan komputer, dalam hal ini internet. Selain untuk menyimpan informasi, DNS juga memiliki tugas menterjemahkan sebuah alamat domain ke alamat IP, karena komputer hanya mengenali alamat IP saja.
Fungsi DNS
Karena diibaratkan sebagai buku telepon, maka fungsi DNS yang utama adalah mempermudah manusia dalam mengingat alamat dalam jaringan komputer, dalam bahasan kali ini alamat web di internet. Karena manusia cenderung lebih mudah mengingat nama/huruf/kata daripada angka.
Misalkan, seorang user ingin membuka website http://www.google.com di browser. Maka user tinggal mengetikkan “www.google.com” di URL bar, kemudian menekan tombol Enter di keyboard. User tidak perlu susah-susah mengingat alamat IP milik Google (74.125.200.105)
Jadi, walaupun user mengetikkan “www.google.com” atau “74.125.200.105” di browser, maka akan tetap tampil halaman depan milik google.
Sejarah DNS
Kembali ke jaman ARPAnet dulu, awal pengabstraksian alamat mesin dalam sebuah jaringan komputer dimulai pada jaman ini. Pada setiap komputer yang tergabung dalam sebuah jaringan terdapat sebuah file HOSTS.TXT
yang memetakan sebuah alamat ke sebuah nama, yang berasal dari SRI (sekarang SRI International). Secara teknis, file ini masih ada pada sebagian besar sistem operasi modern dan masih dapat digunakan untuk menyamakan sebuah nama host menjadi sebuah alamat IP sebelum melakukan pencarian via DNS.
Jadi, setiap ada perubahan data komputer, dari SRI mengupdate kemudian mendistribusikan file HOSTS.TXT
tersebut ke setiap komputer yang terhubung dalam jaringan ARPANET. Namun, sistem tersebut diatas memiliki beberapa keterbatasan yang mencolok dari sisi prasyarat, setiap saat sebuah alamat komputer berubah, setiap sistem yang hendak berhubungan dengan komputer tersebut harus melakukan update terhadap file Hosts.
Paul Mockapetris menemukan DNS di University of California, Irvine pada tahun 1983. Dia menuliskan implementasi untuk pertama kalinya oleh rikues dari Jon Postel dari University of California, Los Angeles. Internet Engineering Task Force mempublikasikan spesifikasi original di RFC 882 dan RFC 883 pada bulan November 1983.
Pada tahun 1984, empat mahasiswa University of California, Berkeley —Douglas Terry, Mark Painter, David Riggle, and Songnian Zhou— menulis implementasi nama server Unix untuk pertama kalinya, yang diberi nama Berkeley Internet Name Domain (BIND) Server. Kevin Dunlap dari DEC pada tahun 1985 merevisi implementasi DNS secara substansial. Mike Karels, Phil Almquis dan Paul Vixie kemudian yang memelihara BIND. BIND kemudian diporting ke platform Windows NT pada awal 1990-an. BIND didistribusikan secara luas, khususnya pada sistem Unix, dan masih menjadi software DNS yang paling digunakan di Internet.
Bagaimana DNS Bekerja?
Silakan lihat video berikut :
Sumber : diambil dari beberapa sumber di Internet